Kalimantan Timur – Masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Selatan (Kalsel) kini bisa bernafas lega. Jalan tembus Kaltim-Kalsel yang telah lama dinantikan akhirnya resmi dibuka untuk umum. Proyek jalan ini menjadi solusi konkret untuk mempermudah mobilitas antar dua provinsi, sekaligus memangkas jarak tempuh hingga 118 kilometer.
Jalan penghubung yang melintasi kawasan hutan dan pegunungan tersebut diharapkan menjadi pemicu percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah, sekaligus mendukung kelancaran arus logistik, distribusi bahan pokok, dan akses masyarakat terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
Pangkas Waktu dan Biaya Perjalanan
Sebelum adanya jalan tembus Kaltim-Kalsel ini, masyarakat yang ingin bepergian dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Selatan, atau sebaliknya, harus menempuh perjalanan lebih dari 400 kilometer dengan waktu tempuh yang mencapai 12 hingga 14 jam. Jalan utama sebelumnya mengharuskan warga melewati rute yang berputar jauh melalui Kabupaten Tabalong di Kalsel dan Kabupaten Paser di Kaltim.
Kini, dengan adanya jalan baru ini, jarak tempuh bisa dipangkas menjadi sekitar 282 kilometer, dan waktu perjalanan berkurang drastis menjadi hanya sekitar 6-7 jam. Hal ini tentu membawa manfaat besar tidak hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga pelaku usaha, petani, dan UMKM di sepanjang jalur tersebut.
“Saya biasanya menghabiskan waktu lebih dari setengah hari untuk mengirim hasil panen ke Banjarmasin. Sekarang cukup setengahnya. Hemat solar, hemat waktu,” ujar Harun, seorang sopir truk pengangkut hasil pertanian dari Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim.
Meningkatkan Konektivitas dan Ekonomi Daerah
Jalan tembus Kaltim-Kalsel ini dibangun melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Rute ini menghubungkan Kabupaten Kutai Barat di Kalimantan Timur dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kalimantan Selatan, melewati sejumlah kecamatan terpencil yang selama ini sulit diakses.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut bahwa pembangunan jalan ini merupakan bagian dari program strategis nasional untuk memperkuat konektivitas antardaerah dan mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dibangun di Kalimantan Timur.
“Jalan ini bukan hanya akses fisik, tetapi jembatan ekonomi yang membuka isolasi desa-desa yang selama ini tertinggal. Dampaknya akan terasa sangat signifikan dalam jangka panjang,” ungkap Direktur Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian.
Menurut data Dinas PUPR Kalimantan Timur, jalan ini telah mengurangi ketergantungan pada jalur laut dan udara yang selama ini menjadi satu-satunya opsi pengiriman barang antar provinsi. Biaya logistik pun diprediksi turun hingga 30 persen.
Berpotensi Jadi Jalur Strategis Menuju IKN
Letak geografis jalan tembus Kaltim-Kalsel yang strategis, yakni berada tidak jauh dari kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), menjadikannya jalur vital di masa depan. Jalan ini berpotensi menjadi salah satu akses utama distribusi logistik dan mobilisasi penduduk dari dan menuju ibu kota baru.
Analis transportasi dari Universitas Mulawarman, Dr. Taufik Hidayat, menyebutkan bahwa keberadaan jalan ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi kawasan penyangga IKN.
“Kalau pemerintah mampu mengintegrasikan jalan ini ke dalam sistem transportasi nasional yang terhubung dengan pelabuhan, bandara, dan jalan tol, dampaknya bisa luar biasa,” jelas Taufik.
Respon Positif Masyarakat dan Tantangan ke Depan
Masyarakat di kedua wilayah menyambut antusias pembukaan jalan tembus ini. Selain mempercepat perjalanan, keberadaan jalur ini juga membuka peluang usaha baru, seperti warung makan, SPBU mini, serta layanan bengkel dan transportasi di sepanjang rute.
Namun, sejumlah tantangan masih perlu diatasi, seperti perawatan jalan pada musim hujan, potensi longsor di beberapa titik rawan, serta perlunya penguatan infrastruktur pendukung seperti jembatan dan drainase.
Pemprov Kaltim dan Kalsel telah berkomitmen untuk meningkatkan sinergi dalam menjaga kelangsungan jalan ini. Mereka juga berencana membentuk tim gabungan pemantauan jalan lintas provinsi.
“Kita tidak ingin jalan ini hanya bagus di awal saja. Harus ada pemeliharaan rutin, termasuk pengawasan terhadap potensi perambahan hutan liar yang bisa merusak lingkungan sekitar,” kata Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor.
Jalan tembus Kaltim-Kalsel bukan hanya infrastruktur fisik, tetapi simbol harapan dan kemajuan. Jalan ini membuka akses, memperpendek jarak, menumbuhkan ekonomi lokal, dan mempererat koneksi sosial antar dua provinsi. Di tengah pembangunan Ibu Kota Nusantara, jalan ini menjadi bagian penting dari transformasi Kalimantan menuju pusat pertumbuhan baru Indonesia.
Dengan keberadaan jalan ini, warga Kalimantan Timur dan Selatan kini bisa melangkah lebih cepat menuju masa depan yang lebih cerah—dengan konektivitas yang makin kuat dan peluang ekonomi yang terbuka lebar.