Balikpapan, Kalimantan Timur – Kelangkaan bahan bakar minyak jenis Pertamax mulai dirasakan warga Kota Balikpapan sejak awal pekan ini. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terlihat dipadati antrean kendaraan, terutama roda empat, yang beralih menggunakan Pertalite sebagai alternatif. Kondisi ini memicu kekhawatiran masyarakat akan krisis bahan bakar yang lebih luas, serta memunculkan pertanyaan terkait pasokan energi di kota industri tersebut.
Kelangkaan Pertamax Terjadi Sejak Awal Pekan
Berdasarkan pantauan langsung di beberapa SPBU seperti di Jalan Jenderal Sudirman, MT Haryono, hingga kawasan Sepinggan, papan informasi menunjukkan tulisan “Pertamax Habis” atau “Pertamax Kosong”. Banyak pengendara yang sebelumnya rutin menggunakan Pertamax kini terpaksa beralih ke Pertalite karena tidak memiliki pilihan lain.
Salah seorang warga, Rudi (42), mengaku sudah mendatangi tiga SPBU berbeda namun tidak berhasil mendapatkan Pertamax. “Biasanya saya isi Pertamax karena lebih bagus untuk mesin mobil saya. Tapi sejak dua hari ini kosong terus. Akhirnya saya terpaksa isi Pertalite meskipun beda kualitas,” ujarnya kepada wartawan pada Selasa (14/5).
Antrean Mengular di SPBU, Pertalite Jadi Pilihan Utama
Akibat peralihan besar-besaran dari Pertamax ke Pertalite, antrean kendaraan terlihat mengular di banyak SPBU. Bahkan, beberapa pengendara memilih mengantre sejak subuh demi mendapatkan bahan bakar.
Petugas operator SPBU, Yani (28), mengungkapkan bahwa konsumsi Pertalite meningkat drastis dalam dua hari terakhir. “Biasanya yang antre Pertalite cuma motor dan beberapa mobil. Tapi sekarang mobil-mobil mewah juga antre Pertalite karena Pertamax nggak ada,” jelasnya.
Menurutnya, antrean bisa memanjang hingga lebih dari 100 meter pada jam-jam sibuk. Bahkan, di beberapa lokasi, kemacetan di sekitar SPBU sempat terjadi akibat penumpukan kendaraan yang menunggu giliran mengisi.
Pertamina Beri Penjelasan Soal Pasokan Pertamax
Pihak Pertamina Patra Niaga Kalimantan Timur angkat bicara terkait isu Pertamax langka di Balikpapan. Melalui keterangan resmi yang diterima media, mereka menyebut bahwa kelangkaan ini disebabkan oleh gangguan distribusi sementara dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM).
“Distribusi Pertamax sedang mengalami kendala teknis sehingga pasokan ke SPBU mengalami keterlambatan. Namun kami pastikan situasi ini bersifat sementara dan sedang kami upayakan normalisasi secepatnya,” ujar Sales Area Manager Pertamina Wilayah Kaltim, Aditya Saputra.
Ia juga menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik, karena stok Pertalite dan jenis BBM lainnya masih mencukupi. “Kami meminta masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan,” imbuhnya.
Efek Berantai: Kekhawatiran akan Kualitas dan Efisiensi
Peralihan ke Pertalite bukan tanpa risiko. Beberapa pengemudi mengeluhkan performa mesin kendaraan mereka yang turun setelah beralih dari Pertamax. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri, terutama bagi pemilik kendaraan dengan spesifikasi mesin tinggi.
“Mesin jadi cepat panas dan suara agak kasar. Biasanya saya pakai Pertamax Turbo, tapi sekarang bahkan Pertamax biasa saja susah dicari,” ungkap Ardi, pemilik mobil SUV kelas menengah.
Selain itu, pengusaha transportasi dan rental kendaraan juga mulai merasa dampaknya. Mereka harus menyesuaikan kembali jadwal perjalanan karena antrean panjang di SPBU serta kekhawatiran akan keausan mesin.
Desakan Warga: Pemerintah dan Pertamina Diminta Bertindak Cepat
Warga Balikpapan mendesak pemerintah daerah dan Pertamina agar segera menstabilkan pasokan BBM, khususnya Pertamax. Mereka menilai krisis energi seperti ini tidak boleh terus berulang, apalagi di kota yang menjadi pusat kegiatan industri dan energi nasional.
Ketua LSM Pemerhati Konsumen Energi, Ahmad Syaifuddin, menyebut bahwa ini adalah alarm bagi pemerintah dan BUMN energi. “Kejadian Pertamax langka Balikpapan ini bukan yang pertama. Jika pasokan bisa terganggu hanya karena faktor teknis, artinya ada kelemahan dalam sistem distribusi nasional,” kata Ahmad.
Ia meminta adanya transparansi dari Pertamina terkait rantai distribusi BBM di Kalimantan Timur, serta pembentukan tim pengawas distribusi yang melibatkan pihak independen.
Upaya Pemulihan dan Imbauan untuk Masyarakat
Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kota Balikpapan menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina dan Dinas Perindustrian serta Perdagangan Provinsi Kalimantan Timur untuk memantau perkembangan pasokan BBM.
“Kami berharap pasokan kembali normal dalam dua atau tiga hari ke depan. Kami juga meminta masyarakat tidak melakukan penimbunan BBM dan tetap menggunakan bahan bakar sesuai kebutuhan,” ujar Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Hj. Erna Fitriani.
Di sisi lain, Pertamina mengimbau masyarakat untuk menggunakan aplikasi MyPertamina untuk memantau ketersediaan BBM di SPBU terdekat sebagai langkah efisiensi waktu dan menghindari antrean panjang.











