Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur – Di tengah riuhnya pembangunan dan hiruk-pikuk kehidupan modern, masyarakat kini mulai mencari alternatif wisata yang menawarkan ketenangan dan kedekatan dengan alam. Salah satu destinasi yang mulai menarik perhatian adalah Ekowisata Mangrove Kampung Baru, sebuah surga tersembunyi di pesisir Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Ekowisata ini menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan yang ingin merasakan healing alami melalui suasana hening dan panorama hijau khas hutan mangrove. Tak hanya memanjakan mata, kawasan ini juga menjadi tempat edukasi dan konservasi yang menyatu dengan kearifan lokal masyarakat sekitar.
Mengenal Mangrove Kampung Baru, Oase Tenang di Tengah Pesisir
Terletak di Desa Kampung Baru, Kecamatan Penajam, kawasan ini bisa diakses dengan perjalanan darat sekitar satu jam dari pusat kota Penajam. Begitu tiba di lokasi, pengunjung langsung disambut oleh deretan pohon mangrove yang tumbuh rimbun dan asri, menciptakan lorong alami yang seolah mengajak siapa saja untuk menyusuri keheningan dan kesejukan alam.
Keunikan dari Mangrove Kampung Baru adalah keberadaan jembatan kayu sepanjang lebih dari 500 meter yang melintasi kawasan hutan mangrove. Jembatan ini tidak hanya menjadi akses utama, tetapi juga spot favorit untuk berswafoto dengan latar belakang pohon-pohon mangrove yang memesona. Di beberapa titik, tersedia gazebo-gazebo sederhana yang bisa digunakan untuk beristirahat sambil menikmati suara burung dan hembusan angin laut.
Healing Alami dan Ramah Lingkungan
Ekowisata ini dirancang untuk memberikan pengalaman healing yang alami dan ramah lingkungan. Tidak ada kebisingan kendaraan atau suara bising manusia—yang terdengar hanyalah suara dedaunan yang berdesir dan kicauan burung yang hidup bebas di habitat aslinya.
Bagi mereka yang ingin lepas dari tekanan pekerjaan atau rutinitas sehari-hari, Mangrove Kampung Baru adalah tempat yang sempurna untuk memulihkan energi. Banyak pengunjung mengaku merasa lebih rileks dan segar setelah menghabiskan waktu di sini.
“Setiap kali datang ke sini, saya merasa seperti terlahir kembali. Suasananya benar-benar beda dengan tempat wisata lain,” ungkap Rina, seorang wisatawan asal Balikpapan.
Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Lebih dari sekadar tempat wisata, Mangrove Kampung Baru juga menjadi simbol suksesnya kolaborasi antara pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat. Dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat, kawasan ini menjadi sumber penghidupan baru bagi warga Kampung Baru yang sebelumnya menggantungkan hidup pada sektor perikanan.
Melalui pelatihan dan pendampingan, warga kini aktif dalam kegiatan konservasi, seperti penanaman mangrove dan pembuatan produk olahan berbasis mangrove. Produk-produk seperti sirup mangrove, teh daun mangrove, hingga kerajinan tangan dari limbah kayu mangrove kini turut dipasarkan sebagai oleh-oleh khas PPU.
“Kami ingin wisatawan tidak hanya datang dan menikmati, tapi juga belajar tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove,” ujar Ahmad, Ketua Pokdarwis Kampung Baru.
Potensi Wisata Berkelanjutan di Tengah Pembangunan IKN
Keberadaan Mangrove Kampung Baru menjadi sangat strategis, mengingat Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan lokasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dengan potensi ekowisata seperti ini, PPU tidak hanya berperan sebagai penyangga IKN, tetapi juga sebagai daerah tujuan wisata berbasis keberlanjutan.
Dinas Pariwisata setempat pun terus mendorong pengembangan kawasan ini dengan pendekatan ekologis dan partisipatif. Pembangunan infrastruktur dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak ekosistem yang ada, termasuk dalam hal pengelolaan sampah dan aliran air laut.
“Ekowisata seperti Mangrove Kampung Baru ini harus terus dikembangkan karena bisa menjadi ikon wisata yang mendukung visi hijau IKN,” kata Kepala Dinas Pariwisata PPU.
Akses dan Tips Berkunjung
Untuk menuju Mangrove Kampung Baru, pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda dua atau empat dari pusat Penajam atau pelabuhan ferry Balikpapan-PPU. Disarankan untuk datang pada pagi atau sore hari agar mendapatkan pencahayaan alami terbaik untuk fotografi.
Berikut beberapa tips saat berkunjung:
-
Gunakan alas kaki yang nyaman karena jalur berupa jembatan kayu panjang.
-
Bawa air minum sendiri karena fasilitas masih terbatas.
-
Hormati lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
-
Jangan memetik atau merusak pohon mangrove.
Ekowisata Mangrove Kampung Baru bukan hanya destinasi wisata biasa. Ia adalah contoh nyata bagaimana keindahan alam bisa dikelola secara bijak dan memberikan manfaat ganda: untuk lingkungan dan masyarakat. Bagi Anda yang ingin mencari ketenangan, keasrian, dan pengalaman wisata yang bermakna, tempat ini layak masuk dalam daftar kunjungan Anda.